Rabu, 15 Januari 2014

Dengan Modal Rp 1 Juta, Mirah Mengembangkan Batik Gumelem


Siang itu angin semilir memasuki rumah kediaman pengrajin batik tulis “Gumelem” di Desa Penarusan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Sang empunya rumah bersama delapan orang pembatik lainnya sibuk menorehkan canting di lembaran kain putih. Sementara pada sudut ruangan lainnya, tiga orang remaja putra dan 2 remaja putri asyik menyungging pola batik “Pintu Retno”.
Ini batik pesanan teman-teman PNS dari daerah Wonodadi dan yang itu pesanan teman-teman PNS dari Banjarmangu, ucap  Mirah (39 th) pemilik sanggar kerajinan batik tulis “Gumelem” mengawali perbincangannya dengan Derap Serayu belum lama ini.
Sambil terus menorehkan canting berisi malam (lilin) di lembaran kain putih, Mirah menuturkan jika rutinitasnya itu sudah dilakoni semenjak masih usia 8 tahun. Jika usianya sekarang telah mencapai 39 tahun, itu artinya Mirah sudah 31 tahun aktif membatik, ujarnya. Ia sendiri mulai mengembangkan batik secara mandiri baru sekitar 3 tahun dengan modal awal Rp 1 juta. Sebelumnya ia membantu kedua orang tuanya yang juga sebagai pembatik di Gumelem Kolon.
Melestarikan budaya bangsa, nampaknya menjadi alasan paling pokok ibu dengan tiga orang anak itu mengembangkan batik tulis “Gumelem”. Dengan berbagai kelebihannya yang melekat, batik tulis belum akan tergoyahkan, apalagi dengan adanya promosi yang terus menerus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjanegara, imbuh mirah.
Perkembangan batik sekarang, Mirah merasa bangga karena batik tidak hanya dipakai oleh orang yang sudah matang, tetapi mulai banyak dipakai oleh kalangan remaja. Batik memang pantas dipakai oleh siapa saja dan dalam acara apapun, baik dalam acara santai maupun formal.
Di Desa Gumelem dan penarusan, kegiatan membatik dijadikan sebagai mata pencaharian oleh sebagian warga khususnya kaum ibu. Cukup banyak motif yang dikembangkan, seperti motif Sidamukti, Gajah Uling, Sekar Jagad, Pring Sedapur, Kopi Pecah, Parang Rusak, Udan Liris, Rujak Sente serta Parang Kusuma.
Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, Mirah tidak hanya membuat batik tulis dengan motif klasik saja, motif dan warna kontemporer juga diproduksi untuk memenuhi selera konsumen, seperti motif Simbaran, Arum Kenanga, Giri Langen dan motif kontemporer lainnya.
Menyinggung tentang proses pembuatan kain batik, secara singkat Mirah mengatakan bahwa membatik adalah menuliskan malam (lilin) yang dicairkan  di atas kompor pada kain yang sudah dipola sebelumnya dengan menggunakan canting. Kain yang sudah selesai ditulis itu kemudian diberi warna dengan cara dicelup. Proses pencelupan bisa berulang-ulang tergantung jumlah warna yang dikehendaki. Maka jangan kaget jika satu lembar kain batik waktu yang dibutuhkan bisa mencapai satu minggu, sedangkan untuk kain batik yang halus bisa mencapai setengah bulan.
Dengan tigabelas orang tenaga pembatik dan penyunggging, setiap bulan mirah mampu memproduksi sekitar 90 lembar kain batik biasa. Sedangkan untuk batik dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi, seiap bulannya baru mampu memproduksi lebih kurang 32 lembar. Harganyapun berfariasi antara Rp 75 ribu hingga Rp 300 ribu. Jenis batik yang sering diproduksi adalah jenis batik dengan harga sekitar Rp 90 ribu.
Menyinggung masalah pemasaran, selama ini baru bisa mencukupi pasar local yang sebagian besar merupakan pesanan. Presentasinya mencapai sekitar 90 persen dan sisanya 10 persen dijual dipasar seperti ketika ada acara pameran dengan dukungan dari Dekranasda Kabupaten Banjarnegara. Bagi seorang Mirah, dunia perbatikan semula hanyalah sebatas hobi, tetapi sekarang telah menjadi hoki, lumayan buat mencukupi kebutuhan keluarga meski masih dalam skala kecil.
Perkembangan dunia batik tulis “Gumelem” kini benar-benar telah menemukan trendnya, ini membuktikan bahwa masyarakat konsumen menerima dan prospek kedepannya lumayan bagus, imbuh Mirah. Persoalannya adalah, justru masih sulitnya mencari air bersih, selama ini Mirah harus mengambil air sumur dengan cara menimba. Karena itu ia mengharapkan pihak dinas terkait untuk bisa memberikan alat pompa air (S.Bag)

Sumber